Showing posts with label aku. Show all posts
Showing posts with label aku. Show all posts

Memori kehidupan


Memori yang luntur ini bagaikan lukisan yang terhakis dari kanvas kehidupan
Semalam yang berlalu itu bagaikan mimpi mimpi yang berlari pergi
Yang berlari pergi dan tak akan kembali lagi

Menjengah di celah jeriji tingkap kehidupan
Menjelajah di dalam hati penuh kelabu
Mencari kenangan yang berlalu pergi
Menanti kembali memori indah yang sudah mati

Kenangan itu hanya bagaikan daun daun gugur dari pohon kehidupan
Yang tak akan bertaut lagi
Yang tak mungkin bertaut lagi

Miri .19.2.2002

Gadis dan malam 2



Seorang gadis berjalan sendirian di lorong gelap ,
Malam hitam,tanpa bintang,tanpa rembulan
Hanya sendirian.

Tidak takutkah sang gadis yang berjalan sendirian tanpa teman,
Tanpa memikirkan kehidupan sekelilingnya ?
Dunia yang kejam sedang memerhatikannya.

Malam hitam sentiasa hitam,
Dan kehidupan malam yang hitam,tidak pernah menentu,
Dibayangi cerita derita,musibah dan sengsara.
Si gadis yang berjalan sendirian tidak menghiraukan segalanya,
Malam yang hitam atau dunia kelabu yang hidup disekitarnya,
Mungkin kehidupan derita sudah dilaluinya,
mungkin resah musibah sudah difahaminya,
mungkin luka sengsara sudah diketahuinya,
dan mungkin ketakutan terhadap dunia yang kejam tidak lagi ada padanya.

Dan apa lagi sebab untuk si gadis takut pada kehidupan sekitarnya.
Kehidupan biar perit,biar pedih,biar sedih,biar kejam
Jika itu hidup yang dilalui dan dipilihnya,
Segalanya mesti terus dan harus dilalui
Saban masa,saban ketika.

Biar dalam gelap malam hitam,biar di jalan lorong kelam,
Biar kesepian ,biar keseorangan,
Hidup ini pastinya perlu diteruskan.

Mawar Berdarah di Ranjang Merah


Aku mula melihat daun-daun merah berguguran

Dan nanah bertitisan di pasiran pantai

Angin maut menjemput mesra sehembus nafas yang baru mengenal dunia

Daging-daging merah bertaburan atas jalanan

Tak dipeduli

Lalu dimakan anjing,burung dan kucing,

Hasil nikmat benih luka,cinta dusta

Dimakan ulat,tanah dan bumi,langsung tak dipeduli

Kulihat masih darah-darah di dedaunan dan nanah-nanah bertitisan di pasiran pantai.


Di pasiran yang bernanah kulihat ada pasangan indah bahagia

Berpegang tangan berjanji setia

Betapa indah pasangan bercinta,mentari bulan saksi segala

Janjiku dan janjimu,aku untukmu,engkau untukku,cinta kita selamanya.


Namun bulan dan mentari tidak mampu lagi menjadi saksi segala cinta,kasih dan setia

Kulihat ada pasangan indah bahagia,berpegang tangan,berjanji setia

Namun tangan yang bersih dinodai darah,kasih yang putih diwarnai merah,


Sehela nafas sehabis usia, di teratak sepi di sini terjalin cinta yang keji

Tanpa siapa mengetahui,hanya mentari dan bulan saksi segala

Layu mawar di awal usia,kembang terhalang kumbang durjana

Di sini pasti tercipta syurga pasangan bercinta

Namun,terbit neraka merah dari celah retak syurga birunya

Di ranjang merah ,mawar berdarah

Sedetik nikmat terasa,seabad jiwa tersiksa,selamanya menanggung derita


Daun-daun yang gugur takkan bertaut lagi di ranting kehidupan

Pasir yang ditelan ombak lautan takkan mudah lagi kembali ke pantai

Mawar takkan kembang seribu tahun

Kembangnya yang seketika Cuma pun diragut durja kehidupan


Pudarnya warna sang mawar merah

Mawar layu terpinggir sepi terus tak dipeduli

Ibarat dedaunan layu yang berguguran

Ibarat daging-daging merah yang bertaburan atas jalanan,langsung tak dipeduli


Di daerah asing kulihat keayuannya habis dimamah usia

Garis-garis keusiaan mula mewarnai wajahnya,menjalani hidup penuh sepi


Aku tidak lagi melihat pohon kelapa melambai-lambai di pantai

Aku tidak lagi melihat awan putih berarak petang

Yang kulihat hanyalah daun-daun merah berguguran

yang kulihat hanyalah nanah-nanah bertitisan di pasiran


Ada pasangan indah bahagia,berpegang tangan berjanji setia

Betapa indah pasangan bercinta,mentari bulan saksi segala

Dan kisah kembang dan layu mawar itu berulang lagi

Buat yang ke seribu kalinya.


Miri.13.6.2004


(puisi ini ku tulis setelah membaca berita tentang pembuangan bayi yang dijumpai di tempat pembuangan sampah di jalan Kuala Baram Lama,Miri.Bayi dijumpai di dalam tong sampah dan setengahnya telah dimakan oleh anjing atau kucing.Itulah yang ku katakan hasil nikmat benih luka.Betapa percintaan yang dibajai nafsu akhirnya melahirkan seorang bayi yang tak dipeduli lantas dibuag seperti sampah begitu sahaja.Manusia bercinta dan kecewa dan ada juga manusia yang sengaja mencipta cinta untuk mengejar nafsu.Tapi masih ada yang tidak sedar yang ada yang menjual cinta sekadar untuk memuaskan nafsu pihak tertentu.

dan kisah itu berulang kali buat keseribu kalinya..)


Untuk seorang gadis

Puisi ditulis sebelas tahun yang lalu ketika hati ini sedang diamuk cinta,
jiwa ini diserang derita,
aduh betapa indah dan pedihnya bila jatuh cinta

Malam ini kulihat kau duduk di buaian
Merenung langit malam yang sepi tanpa bintang
Harus kau sedar langit telah kematian kerdipan bintang
Dan kehilangan sinar bulan kerana angkasa dirajai jerebu
Lantas pungguk menjadi bisu,ungu dan pilu


Tiada purnama untuk dirayu seperti aku
Atau ada apa lagi yang kau renungkan dan nanti
Selain bintang yang kerdipannya mati,purnama yang menghilang,pungguk yang membisu
Mungkin menanti kasih yang sudi bertapak di hati
Dan aku ,mungkin tanpa kau sedari malam itu
Berapa kali pasti aku berlalu di hadapanmu dan terus memburu senyumanmu
Yang entah di mana tersimpan



Mungkin terkunci rapi di dalam hati
Mungkin terpenjara di dalam dada
Malam ini rinduku padamu semakin bergelora
Geloranya lebih ganas dari seribu malam yang berlalu
Dan seperti seribu malam yang berlalu
Malam ini sepertinya biasa angin membeku, pungguk membisu
Pohon nyiur berdiri kaku
Tidak lebih seperti batu


Tiada cahaya yang menyinari langit malam,tiada bintang,tiada rembulan
Malam bermandikan gelita.